Jumat, 19 Juni 2015

TUGAS 3 BAHASA INDONESIA

A. Definisi Resensi
Resensi berasal dari bahasa Belanda resentie dan bahasa Latin recensio, recensere atau juga revidere yang artinya mengulas kembali.Resensi adalah suatu penilaian terhadap sebuah karya.Karya yang dinilai dapat berupa buku dan karya seni film dan drama. Menulis resensi terdiri dari kelebihan, kekurangan dan informasi yang diperoleh dari buku dan disampaikan kepada masyarakat.
Resensi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah pertimbangan atau pembicaraan tentang buku, ulasan buku.
Sedangkan kata “mengulas” itu sendiri mempunyai arti memberikan penjelasan dan komentar; menafsirkan (penerangan lanjut, pendapat, dsb); mempelajari (menyelidiki) dan kata “ulasan” mempunyai arti kupasan, tafsiran, komentar:

Resensi berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata kerja revidere atau recensere. Artinya melihat kembali, menimbang, atau menilai. Arti yang sama untuk istilah itu dalam bahasa Belanda dikenal dengan recensie, sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah review. Tiga istilah itu mengacu pada hal yang sama, yakni mengulas buku.
Tindakan meresensi dapat berarti memberikan penilaian, mengungkap kembali isi buku, membahas, atau mengkritik buku. Dengan pengertian yang cukup luas itu, maksud ditulisnya resensi buku tentu menginformasikan isi buku kepada masyarakat luas.
Secara singkat, resensi ialah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya. Tujuan resensi adalah menyampaikan kepada para pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya itu patut mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak.  
B. Enam Langkah Meresensi Buku
1. Pengenalan terhadap buku yang diresensi. Dalam tahap ini, peresensi:
a. mengenalkan tema buku disertai dengan deskripsinya; 
b. mencantumkan identitas sebuah buku, seperti judul buku, nama penerbit, nama pengarang, jumlah halaman, tahun terbit, dan harga, bahkan pengelompokan buku (apakah buku yang akan diresensi termasuk ke dalam buku yang membahas bidang bahasa, sastra, politik, dan kebudayaan).
2.Membaca buku yang akan diresensi berulang kali, sehingga persoalan utama buku dapat dipahami secara tepat.
3. Memberikan tanda pada bagian-bagian buku yang patut mendapat perhatian.
4. Membuat sinopsis atau intisari buku yang akan diresensi.
5. Menentukan sikap atau menilai buku, dengan memperhatikan:
a. apakah buku yang akan diresensi itu saling berkaitan antara satu bab dengan bab lainnya;
b. adakah keistimewaan penulis dalam buku yang hendak diresensi itu;
c. apakah bahasa yang digunakan penulis mudah dipahami;
d. apakah tampilan buku, baik dari jilid maupun isi teks memerhatikan keterbacaan dan keindahan.
6. Menyunting dan membaca ulang hasil resensi dengan menggunakan dasar-dasar meresensi buku.
 
C. Unsur-unsur Resensi 
Daniel Samad (1997: 7-8) menyebutkan unsur-unsur resensi adalah sebagai berikut:
  •  Membuat judul resensi, judul resensi yang menarik dan benar-benar menjiwai seluruh tulisan atau inti tulisan, tidakharus ditetapkan terlebih dahulu. Judul dapat dibuat sesudah resensi selesai. Yang perlu diingat, judul resensi selaras dengan keseluruhan isi resensi.
  •  Menyusun data buku
Data buku biasanya disusun sebagai berikut:
– Judul buku (Apakah buku itu termasuk buku hasil terjemahan. Kalau demikian, tuliskan judul aslinya.);
– Pengarang (Kalau ada, tulislah juga penerjemah, editor, atau penyunting seperti yang tertera pada buku.);
– Penerbit;
– Tahun terbit beserta cetakannya (cetakan ke berapa);
– Tebal buku;
– Harga buku (jika diperlukan).
  •  Membuat pembukaan
– Pembukaan dapat dimulai dengan hal-hal berikut ini:
– Memperkenalkan siapa pengarangnya, karyanya berbentuk apa saja, dan prestasi apa saja yang diperoleh;
– Membandingkan dengan buku
sejenis yang sudah ditulis, baik oleh pengarang sendiri maupun oleh pengarang lain;
– Memaparkan kekhasan atau sosok pengarang;
– Memaparkan keunikan buku;
– Merumuskan tema buku;
– Mengungkapkan kritik terhadap kelemahan buku;
– Mengungkapkan kesan terhadap buku;
– Memperkenalkan penerbit;
– Mengajukan pertanyaan;
– Membuka dialog.

Tubuh atau isi pernyataan resensi buku

Tubuh atau isi pernyataan resensi biasanya memuat hal-hal di bawah ini:
a. sinopsis atau isi buku secara bernas dan kronologis;
b. ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya;
c. keunggulan buku;
d. kelemahan buku;
e. rumusan kerangka buku;
f. tinjauan bahasa (mudah atau berbelit-belit);
g. adanya kesalahan cetak.
  • Penutup resensi buku
Bagian penutup, biasanya berisi buku itu penting untuk siapa dan mengapa.

Sumber : 
 https://id.wikipedia.org/wiki/Resensi
https://hafidzdotorg.wordpress.com/2013/10/11/pengertian-resensi-dan-contoh-resensi-novel/
http://melanisajuliarta.blogspot.com/

TULISAN 3 BAHASA INDONESIA

A.      Identitas Buku
Judul                                        : Chairul Tanjung si Anak Singkong
Nama Pengarang                     : Tjahja Gunawan Diredja
Nama dan Kota Penerbit         : PT Kompas Media Nusantara, Jakarta
Edisi Penerbitan                      : Juni 2012
Tebal Buku                              : xvi + 384 hal.; 15 cm x 23 cm
Kertas                                      : Buram bergambar
Harga Buku                             : Rp 55.000,00
B.     Pendahuluan
Awal cerita dari buku ini mengisahkan tentang suatu moment yang sangat berkesan buat Chairul Tanjung (CT) dimana ia diberitahukan oleh ibunya bahwa uang kuliah yang telah di berikan kepadanya adalah uang hasil menjual kain halus. Mengetahui hal tersebut maka ia pun kemudian bertekad untuk tidak lagi memberatkan orang tuanya dan akan membiayai sendiri kuliahnya di FKG UI yang saat kejadian itu masih duduk di semester 1.
 Cerita pun berlanjut melihat masa lalunya yang sebenarnya juga bukan berasal dari keluarga yang miskin karena sebelumnya mereka sempat memiliki beberapa perusahaan percetakan dan showroom mobil. Namun karena tidak setuju dengan pemerintahan orde baru maka usaha pun menjadi bangkrut dan tinggallah mereka kemudian di gang Abu, Jakarta Pusat. Tuturnya, pada th. 1970-an, adalah satu diantara lokasi terkumuh di jakarta. Jalanan tanah, becek, dan banjir saat hujan. Semua tempat tinggal di lokasi ini adalah tempat tinggal petak kecil, beratap pendek, dinding tambal sulam, dan tidak ada bangunan bertingkat.
Pada kalimat-kalimat selanjutnya lebih banyak menyenangkan bagi mereka yang ingin mengetahui bagaimana kisah CT membangun kerajaan bisnisnya, karena setelah berkisah tentang keluarganya, ia mulai berkisah bagaimana ia memulai bisnisnya di bawah tangga kampus UI yang waktu itu masih di Salemba dengan membuka usaha foto copy di kampusnya. Lantas masuk ke bisnis alat-alat kedokteran gigi buat memenuhi keperluan rekan-rekannya.
 Cerita yang ia sampaikan walaupun terkesan melompat-lompat menurut saya  tampaknya banyak moment berkesan yang ingin ia sampaikan pada saat awal ia membangun kariernya. Moment membangun karier inilah yang kemudian menjadi salah satu bagian yang cukup banyak dibahas mulai dari bagaimana ia berhubungan baik dengan para petinggi kampus, sehingga sedikit banyak usahanya menjadi lancar sampai bagaimana ia membagi waktu diantara belajar sebagai mahasiswa, memulai bisnis dan kehidupan kesehariannya dimana ia menggambarkan diri sebagai seorang yang simpel dan mempunyai banyak teman. Bagian selanjutnya dari buku ini mengisahkan  proses pengambil alihan Bank Karman yang kini menjadi Bank Mega yang menjadi tonggak lonjatan usahanya, hingga membangun Trans TV, kemudian membeli Tv7 dan mengubah namanya menjadi  Trans 7 hingga yang menjadi polemik seperti pembelian saham Carrefour pun ia jelaskan di buku ini.
C.    Kepengarangan
a.       Latar Belakang  
   Tjahja Gunawan Diredja dikenal sebagai wartawan Kompas merasa tidak percaya ketika disuruh untuk menulis buku yang berjudul Chairul Tanjung si Anak Singkong yang merupakan biografi dari Chairul Tanjung. Dan biografi Chairul Tanjung ini baru bisa ditulis setelah dia berusia 50 tahun. Sementara keberadaan Chairul Tanjung di dunia bisnis sudah sangat lama. Akhirnya pada tahun 2010, Tjahja Gunawan Diredja memberanikan diri untuk memulai menulis kisah perjalanan si Anak Singkong yang meniti usaha dari nol sampai besar seperti sekarang.
Metode penulisan biografi ini tidak semata-mata wawancara langsung dengan Chairul Tanjung, tetapi Tjahja Gunawan Diredja mengawalinya dengan kegiatan survei ke tempat Chairul Tanjung waktu kecil.Kemudian juga mewawancarai sejumlah teman Chairul Tanjung sewaktu di SMP, SMA, hingga teman kuliah di FKG-UI, beberapa pengamat ekonomi, dan narasumber lainnya. Tjahja Gunawan Diredja juga tidak sekedar menulis, tetapi juga mendapatkan soul dari dari setiap kisah perjalanan Si Anak Singkong ini. Tidak lupa Tjahja Gunawan Diredjajuga mengucapkan terima kasih kepada Pemimpin Redaksi Kompas Rikard Bangun dan teman-teman di redaksi Kompas yang telah memberikan kesempatan kepada Tjahja Gunawan Diredja untuk bisa menulis buku ini ditengah pekerjaan sehari-hari di kantor. 
b.      Karier Kepenulisan        
        Bergabung dengan harian Kompas sejak tahun 1990. Pernah ditugaskan di Bandung, Surabaya, dan Tangerang. Mendirikan Forum Wartawan Independent (FOWI) di Bandung
c.       Karya-karyanya 
Karya-karya yang dihasilkan Tjahja Gunawan Diredja dalam bidang kesastraan tentang penulisan buku mungkin hanya ini yang pertama, karena Gunawan Diredja merupaka seorang wartawan jadi hasil tulisannya bukan dalam bentuk buku tapi dalam bentuk berita Buku pertama yang ditulis adalah Chairul Tanjung si Anak Singkong.
d.      Gaya Pengarang 
            Dalam menulis buku ini Tjahja Gunawan Diredja menuruti keinginan dari Chairul Tanjung, sementara gaya bahasa yang disukai Chairul Tanjung adalah gaya sastrawan Ramadhan K.H. (almarhum). Oleh karena itu, tulisan ini kemudian disusun dengan gaya bahasa formal, bertutur, dan disertai sikap rendah hati.
D.    Keunggulan dan Kelemahan
Buku ini menggunakan bahasa penuturan yang  cukup menarik untuk di baca karena sederhana dan mudah dicerna untuk berbagai kalangan. Dari setiap kalimat yang ada saya membaca bahwa melalui buku ini CT ingin mengajak setiap orang yang membaca bukunya untuk kurang lebih mengikuti jejaknya sebagai pengusaha karena setidaknya ada tujuan yang jelas ingin ia sampaikan terkait dengan jiwa wirausaha di Indonesia yang sedang berkembang pesat ini.
 Pada buku ini tampaknya beliau juga ingin berbagi salah satu filosofi/ideologi yang menjadi kebanggannya yaitu "MENJADI PENGUSAHA BUKAN KARENA BAKAT ATAU KETURUNAN TETAPI KARENA KEMAUAN DAN KEMAMPUAN YANG TERUS DILATIH" . Hal lain yang menjadi keunggulan dalam buku ini adalah bagaimana ia secara tidak langsung mengajarkan bagaimana cara berkomunikasi, menjalin hubungan dengan orang-orang yang berpengaruh terhadap kehidupannya serta bagaimana kerasnya perjuangan beliau untuk mencapai posisi yang sekarang sudah diraihnya dengan awal kehidupan dari nol hingga akhirnya menjadi seorang yang sukses dibidangnya.
Meskipun tampak sempurna namun buku ini mempunyai beberapa kekurangan tentang terlalu tebal dan mahalnya buku ini sehingga pembaca dari kalangan menengah kebawah enggan membeli buku ini, dan  cetakannya pun hanya menggunakan kertas buram dan gambar-gambar yang disajikan tidak terlihat jelas akibat percetakannya yang kurang baik. Seharusnya dengan harga yang mahal tersebut pembaca bisa mendapatkan buku yang seimbang dengan harga yang diberikan, dengan kualitas cetakan yang baik, kertas yang baik pula, sehingga gambar-gambar yang ditampilkan akan semakin menambah daya tarik pembaca.
Buku yang berjudul Chairul Tanjung si Anak Singkong ini bila dibandingkan dengan buku yang sejenis lebih menarik dikarenakan isinya yang memberikan banyak motivasi dalam kehidupan untuk mengikuti jejak kesuksesan Chairul Tanjung yang dirintis dari nol sampai besar seperti sekarang.


E.     Kesimpulan dan Saran
Buku ini bermanfaat dan layak dibaca para mahasiswa dan kalangan umum karena dapat memotivasi seseorang. Dan dapat memberikan pandangan untuk kehidupan kedepan. Buku ini juga sangat menginspirasi, apalagi bagi mereka yang sedang meniti karier dalam dunia bisnis yang terkenal penuh dengan perjuangan dan kerja keras.
Dari isi buku ini dapat disimpulkan bahwa dalam mencapai kesuksesan memang memerlukan perjuangan yang sangat keras, doa, tawakal dan sungguh-sungguh dalam menjalaninya. Keridhoan dari orang tua akan mengantarkan pada kesuksesan yang luar biasa.
Sebaiknya untuk menarik minat para pembaca terhadap buku ini, lebih baik jika cetakannya menggunakan kertas yang berkualitas agar hasil cetakannya bagus, dan gambar-gambar yang ada sedikit diberi warna agar tampak jelas tidak hanya warna hitam. Jika pembenahan terhadap cetakan itu bisa dilakukan maka harga buku mahal bukan masalah, tapi karena cetakan yang buruk seharusnya harganya juga harus bisa lebih murah agar sebanding dengan apa yang ada dalam buku ini.