Nama : Dini Nabila
Kelas : 3EA19
NPM : 12212198
1.
Jelaskan teori-teori penalaran
dan kaitannya dengan bahasa Indonesia?
A.
Pengertian dan Jenis Penalaran
Penalaran (reasioning) adalah suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan
bukti, fakta atau petunjuk menuju suatu kesimpulan. Dengan kata lain, penalaran
adalah proses berpikir yang sistematik dalan logis untuk memperoleh sebuah
kesimpulan. Bahan pengambilan kesimpulan itu dapat berupa fakta, informasi,
pengalaman, atau pendapat para ahli (otoritas).
Secara
umum, ada dua jenis penalaran atau pengambilan kesimpulan, yakni penalaran
induktif dan deduktif.
1.
Penalaran Induktif dan Coraknya
Penalaran induktif adalah suatu proses berpikir yang bertolak dari sesuatu yang
khusus menuju sesuatu yang umum.
2.
Penalaran Induktif dapat dilakukan
dengan tiga cara:
a.
Generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari sejumlah gejala atau
peristiwa yang serupa untuk menarik kesimpulan mengenai semua atau sebagian
dari gejala atau peristiwa itu. Generalisasi diturunka dari gejala-gejala
khusus yang diperoleh melalui pengalaman, observasi, wawancara, atau studi
dokumentasi. Sumbernya dapat berupa dokumen, statistik, kesaksian, pendapat
ahli, peristiwa-peristiwa politik, sosial ekonomi atau hukum. Dari berbagai
gejala atau peristiwa khusus itu, orang membentuk opini, sikap, penilaian,
keyakinan atau perasaan tertentu.
Beberapa contoh penalaran induktif
dengan cara generalisasi adalah sebagai berikut:
1) Berdasarkan pengalaman, seorang ibu dapat membedakan atau menyimpulkan arti
tangisan bayinya, sebagai ungkapan rasa lapar atau haus, sakit atau tidak
nyaman.
2) Berdasarkan pengamatannya, seorang ilmuwan menemukan bahwa kambing, sapi,
onta, kerbau, kucing, harimau, gajah, rusa, kera adalah binatang menyusui.
Hewan-hewan itu menghasilkan turunannya melalui kelahiran. Dari temuannya itu,
ia membuat generalisasi bahwa semua binatang menyusui mereproduksi turunannya
melalui kelahiran.
b.
Analogi
Analogi adalah suatu proses yag bertolak dari peristiwa atau gejala khusus yang
satu sama lain memiliki kesamaan untuk menarik sebuah kesimpulan. Karena titik
tolak penalaran ini adalah kesamaan karakteristik di antara dua hal, maka
kesimpulannya akan menyiratkan ”Apa yang berlaku pada satu hal, akan pula
berlaku untuk hal lainya”. Dengan demikian, dasar kesimpula yang digunakan
merupakan ciri pokok atau esensial dari dua hal yang dianalogikan.
Beberapa contoh penalaran induktif
dengan cara analogi adalah sebagai berikut:
1) Dalam riset medis, para peneliti
mengamati berbagai efek dari bermacam bahan melalui eksperimen binatang seperti
tikus dan kera, yang dalam beberapa hal memiliki kesamaan karakter anatomis
dengan manusia. Dari kajian itu, akan ditarik kesimpulan bahwa efek bahan-bahan
uji coba yang ditemukan pada binatang juga akan terjadi pada manusia.
2) Dr. Maria C. Diamond, seorang
profesor anatomi dari University of California tertarik untuk meneliti pengaruh
pil kontrasepsi terhadap pertumbuha cerebral cortex wanita, sebuah bagian otak
yang mengatur kecerdasan. Dia menginjeksi sejumlah tikus betina dengan sebuah
hormon yang isinya serupa dengan pil. Hasilnya tikus-tikus itu memperlihatkan
pertumbuhan yang sangat rendah dibandingkan dengan tikus-tikus yang tidak diberi
hormon itu. Berdasarkan studi itu, Dr. Diamond menyimpulkan bahwa pil
kontrasepsi dapat menghambat perkembangan otak penggunanya.
Dalam contoh penelitian tersebut, Dr. Diamond menganalogikan anatomi tikus
dengan manusia. Jadi apa yang terjadi pada tikus, akan terjadi pula pada
manusia.
c.
Hubungan Kausal (Sebab Akibat)
Penalaran induktif dengan melalui
hubungan kausal (sebab akibat) merupakan penalaran yang bertolak dari hukum
kausalitas bahwa semua peristiwa yang terjadi di dunia ini terjadi dalam rangkaian
sebab akibat. Tak ada suatu gejala atau kejadian pun yang muncul tanpa
penyebab.
Cara berpikir seperti itu sebenarnya lazim digunakan dalam kehidupan
sehari-hari, seperti halnya dalam dunia ilmu pengetahuan.
Contoh:
1)
Ketika seorang ibu melihat awan tebal menggantung, dia segera memunguti pakaian
yang sedang dijemurnya. Tindakannya itu
terdorong oleh pengalamannya bahwa mendung tebal (sebab) adalah pertanda akan
turun hujan (akibat).
2)
Seorang petani menanam berbagai jenis pohon dipekarangannya, tanaman tersebut
dia sirami, dia rawat dan dia beri pupuk. Anehnya, tanaman itu bukannya semakin
segar, melainkan layu bahkan mati. Tanaman yang mati dia cabuti. Ia melihat
ternyata akar-akarnya rusak da dipenuhi rayap. Berdasarkan temuannya itu,
petani tersebut menyimpulkan bahwa biang keladi rusaknya tanaman (akibat)
adalah rayap (sebab).
A.
Penalaran Deduktif dan Coraknya
Penalaran
deduksi adalah suatu proses berpikir yang bertolak dari sesuatu yang umum
(prinsip, hukum, teori atau keyakinan) menuju hal-hal khusus. Berdasarkan
sesuatu yang umum itu, ditariklah kesimpulan tentang hal-hal khusus yang
merupakan bagian dari kasus atau peristiwa khusus itu.
Contoh :
Semua makhluk hidup akan mati
Manusia adalah makhluk hidup
Karena itu, semua manusi akan mati.
Dari contoh tersebut dapat diketahui bahwa proses penalaran itu berlangsung
dalam tiga tahap.
Pertama, generalisasi sebagai pangkal bertolak (pernyataan pertama merupakan
generalisasi yang bersumber dari keyakina atau pengetahuan yang sudah diketahui
dan diakui kebenarannya.
Kedua, penerapan atau perincian generalisasi melalui kasus atau kejadian
tertentu.
Ketiga, kesimpulan deduktif yang berlaku bagi kasus atau peristiwa khusus itu.
Penalaran deduktif dapat dilakukan dengan dua cara:
a.
Silogisme
Silogisme adalah suatu proses
penalaran yang menghubungkan dua proposisi (pernyataan) yang berlainan untuk
menurunkan sebuah kesimpulan yang merupakan proposisi yang ketiga. Proposisi
merupakan pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya atau dapat ditolak
karena kesalahan yang terkandung didalamnya.
Dari pengertian di atas, silogisme terdiri atas tiga bagian yakni: premis
mayor, premis minor, dan kesimpulan. Yang dimaksud dengan premis adalah
proposisi yang menjadi dasar bagi argumentasi. Premis mayor mengandung term
mayor dari silogisme, merupakan geeralisasi atau proposisis yang dianggap bear
bagi semua unsur atau anggota kelas tertentu. Premis minor mengandung term
minor atau tengah dari silogisme, berisi proposisi yang mengidentifikasi atau
menuntuk sebuah kasus atau peristiwa khusus sebagai anggota dari kelas itu.
Kesimpulan adalah proposisi yang menyatakan bahwa apa yang berlaku bagi seluruh
kelas, akan berlaku pula bagi anggota-anggotanya.
Contoh:
Premis mayor : Semua cendekiawan adalah pemikir
Premis minor : Habibie adalah cendekiawan
Kesimpulan : Jadi, Habibie adalah pemikir.
b.
Entinem
Entiem adalah suatu proses penalaran dengan menghilangkan bagian silogisme yang
dianggap telah dipahami.
Contoh:
Berangkat dari bentuk silogisme secara lengkap:
Premis mayor : Semua renternir adalah penghisap darah dari orang yang
sedang kesusahan
Premis minor : Pak Sastro adalah renternir
Kesimpulan : Jadi, Pak Sastro adalah peghisap darah orang yag
kesusahan.
Kalau proses penalaran itu dirubah dalam bentuk entinem, maka bunyinya hanya
menjadi ”Pak Sastro adalah renternir, yang menghisap darah orang yang sedang
kesusahan.”B. C. Salah Nalar, Pengertian dan Macamnya
Salah nalar (reasioning atau logical fallacy) adalah kekeliruan dalam proses
berpikir karena keliru menafsirkan atau menarik kesimpulan. Kekeliruan ini
dapat terjadi karena faktor emosional, kecerobohan atau ketidaktahuan.
Contoh sederhana:
Seseorang mengatakan, ”Di sekolah, Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran
yang terpenting. Tanpa menguasai Bahasa Indonesia seorang siswa tidak mungkin
dapat memahami mata pelajaran lainnya dengan baik.”
Pernyataan tersebut tidaklah tepat. Bahwa Bahasa Indonesia merupakan mata
pelajaran penting, memang benar. Tetapi kalau dikatakan terpenting, tampaknya
perlu dipertanyakan.
Salah tafsir dapat terjadi karena kekeliruan induktif, deduktif, penafsiran
relevansi dan peggunaan otoritas yang berlebihan.
Salah nalar dapat dibedakan atas 4 (empat) macam:
1. Generalisasi yang terlalu luas
Salah nalar ini terjadi karena kurangnya data yang dijadikan dasar generalisasi,
sikap menggampangkan, malas mengumpulkan dan menguji data secara memadai, atau
ingin segera meyakinkan orang lain dengan bahan yag terbatas. Paling tidak ada
dua kesalahan generalisasi yang muncul:
a.
Generalisasi sepintas (Hasty or
sweeping generalization)
Kesalahan terjadi karena penulis membuat generalisasi berdasarkan data atau
evidensi yang sangat sedikit. Contoh: Semua anak yang jenius akan sukses dalam
belajar.
Pernyataan tersebut tidaklah benar, karena kejeniusan atau tingkat intelegensi
yang tinggi bukan satu-satunya faktor penentu kesuksesan belajar anak. Karena
masih banyak faktor penentu lain yang teribat seperti: motivasi belajar, sarana
prasarana belajar, keadaan lingkungan belajar, dan sebagainya.
b.
Generalisasi apriori
Salah nalar ini terjadi ketika seorang penulis melakukan generalisasi atas
gejala atau peristiwa yang belum diuji kebenaran atau kesalahannya. Kesalahan
corak penalaran ini sering ditimbulkan oleh prasangka. Karena suatu anggota
dari suatu suatu kelompok, keluarga, ras atau suku, agama, negara, organisasi,
dan pekerjaan atau profesi, melakukan satu atau beberapa kesalahan, maka semua
anggota kelompok itu disimpulkan sama.Contoh: Semua pejabat pemerintah korup;
Para remaja sekarang rusak moralnya; Zaman sekarang, tidak ada orang berbuat tanpa
pamrih; dan sebagainya.
3.
Kerancuan analogi
Kerancuan analogi disebabkan karena penggunaan analogi yang tidak tepat. Dua
hal yang diperbandingkan tidak memiliki kesamaan esensial (pokok).
Contoh:
”Negara adalah kapal yang berlayar menuju tanah harapan. Jika nahkoda setiap
kali harus meminta anak buahnya dalam menentukan arah berlayar, maka kapal itu
tidak akan kunjung sampai. Karena itu demokrasi pemerintahan tidak diperlukan,
karena menghambat.”
3. Kekeliruan kasualitas (sebab akibat)
Kekeliruan kasualitas terjadi karena kekeliruan menentukan sebab.
Contoh:
a. Saya tidak bisa berenang, karena tidak ada satupun keluarga saya yang dapat
berenang.
b. Saya tidak dapat mengerjakan ujian karena lupa tidak sarapan
4. Kesalahan relevansi
Kesalahan relevansi akan terjadi apabila bukti yang diajukan tidak berhubungan
atau tidak menunjang sebuah kesimpulan. Corak kesalahan ini dapat dirinci
menjadi 3 (tiga) macam:
a.
Pengabaian persoalan (ignoring the
question)
Contoh:
Korupsi di Indonesia tidak bisa diberantas, karena pemerintah tidak memiliki
undang-undang khusus tentang hal itu.
b.
Penyembunyian persoalan (biding the
question)
Contoh:
Tidak ada jalan lain untuk memberantas korupsi kecuali pemerintah menaikkan
gaji pegawai negeri.
c.
Kurang memahami persoalan
Salah nalar ini terjadi karena penulis mengemukakan pendapat tanpa memahami
persoalan yang dihadapi dengan baik. Sehingga pendapat yang disampaikan tidak
mengena atau berputar-putar dan tidak menjawab secara benar atau persoalan yang
terjadi.
4.
Penyandaran terhadap prestise
seseorang
Salah nalar disini terjadi karena penulis menyandarkan pada pendapat seseorang
yang hanya karena orang tersebut terkenal atau sebagai tokoh masyarakat namun
bukan ahlinya.
Agar tidak terjadi salah nalar karena faktor penyebab ini, maka perlu di patuhi
rambu-rambu sebagai berikut:
a. Orang itu diakui keahliannya oleh orang lain
b. Pernyataan yang dibuat berkenaan dengan keahliannya, dan relevan dengan
persoalan yang dibahas.
c. Hasil pemikirannya dapat diuji kebenarannya
Hal tersebut mengindikasikan kita sebagai penulis tidak boleh asal mengutip
semata-mata karena orang tersebut merupakan orang terpandang, terkenal atau
kaya raya dan baik status sosial ekonominya.
Sumber:
https://hadi27.wordpress.com/penalaran-dalam-penulisan-karya-ilmiah/
2.
Jelaskan apa yang dimaksud dengan
metode ilmiah dan kaitannya dengan metodologi penelitian dan metodologi
penulisan?
Pengertian Metode
Metode (method), secara harfiah berarti cara. Selain itu metode
atau metodik berasal dari bahasa Greeka, metha, (melalui atau melewati), dan
hodos (jalan atau cara), jadi metode bisa berarti jalan atau cara yang harus di
lalui untuk mencapai tujuan tertentu.
Secara umum atau luas metode atau metodik berarti ilmu
tentang jalan yang dilalui untuk mengajar kepada anak didik supaya dapat
tercapai tujuan belajar dan mengajar. Prof. Dr.Winarno Surachmad (1961),
mengatakan bahwa metode mengajar adalah cara-cara pelaksanaan dari pada
murid-murid di sekolah.Pasaribu dan simanjutak (1982), mengatakan bahwa metode
adalah cara sistematik yang digunakan untuk mencapai tujuan.
Metode adalah prosedur atau cara yang ditempuh untuk
mencapai tujuan tertentu. Kemudian ada satu istilah lain yang erat kaitannya
dengan dua istilah ini, yakni tekhnik yaitu cara yang spesifik dalam memecahkan
masalah tertentu yang ditemukan dalam melaksanakan prosedur.
Pengertian organisasi dan metode secara lengkap adalah
Rangkaian proses kegiatan yang harus dilakukan untuk meningkatkan kegunaan
segala sumber dan faktor yang menentukan bagi berhasilnya proses manajemen
terutama dengan memperhatikan fungsi dan dinamika organisasi atau birokrasi
dalam rangka mencapai tujuan yang sah ditetapkan.
Pengertian Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan,
dan prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu. Metodologi juga
merupakan analisis teoritis mengenai suatu cara atau metode. Penelitian merupak
an suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan,
juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki
masalah tertentu yang memerlukan jawaban. Hakekat penelitian dapat
dipahami dengan mempelajari berbagai aspek yang mendorong penelitian untuk
melakukan penelitian. Setiap orang mempunyai motivasi yang berbeda, di
antaranya dipengaruhi oleh tujuan dan profesi masing-masing. Motivasi dan
tujuan penelitian secara umum pada dasarnya adalah sama, yaitu bahwa penelitian
merupakan refleksi dari keinginan manusia yang selalu berusaha untuk mengetahui
sesuatu. Keinginan untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan merupakan
kebutuhan dasar manusia yang umumnya menjadi motivasi untuk melakukan
penelitian.
Adapun
tujuan Penelitian adalah penemuan, pembuktian dan pengembangan ilmu
pengetahuan.
- Penemuan. Data yang diperoleh dari
penelitian merupakan data-data yang baru yang belum pernah diketahui.
- Pembuktian. Data yang diperoleh dari
penelitian digunakan untuk membuktikan adanya keraguan terhadap informasi
atau pengetahuan tertentu.
- Pengembangan. Data yang diperoleh dari
penelitian digunakan untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan yang
telah ada.
Kegunaan
penelitian dapat dipergunakan untuk memahami masalah, memecahkan masalah, dan
mengantisipasi masalah.
- Memahami
masalah.
Data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk memperjelas suatu
masalah atau informasi yang tidak diketahui dan selanjutnya diketahui.
- Memecahkan
masalah.
Data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk meminimalkan atau
menghilangkan masalah.
- Mengantisipasi
masalah.
Data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk mengupayakan agar
masalah tersebut tidak terjadi.
·
Macam Tujuan Penelitian
Tujuan terujung suatu penelitian adalah untuk merumuskan
pertanyaan-pertanyaan dan menemukan jawaban-jawaban terhadap pertanyaan
penelitian tersebut. Tujuan dapat beranak cabang yang mendorong penelitian
lebih lanjut. Tidak satu orangpun mampu mengajukan semua pertanyaan, dan
demikian pula tak seorangpun sanggup menemukan semua jawaban bahkan hanya untuk
satu pertanyaan saja. Maka, kita perlu membatasi upaya kita dengan cara
membatasi tujuan penelitian. Terdapat bermacam tujuan penelitian, dipandang
dari usaha untuk membatasi ini, yaitu:
a.
Eksplorasi
Umumnya, peneliti memilih
tujuan eksplorasi karena tuga macam maksud, yaitu: (a) memuaskan keingintahuan
awal dan nantinya ingin lebih memahami,
(b) menguji kelayakan
dalam melakukan penelitian/studi yang lebih mendalam nantinya, dan
(c) mengembangkan metode
yang akan dipakai dalam penelitian yang lebih mendalam hasil penelitian eksplorasi, karena merupakan penelitian penjelajahan, maka
sering dianggap tidak memuaskan. Kekurang-puasan terhadap hasil penelitian ini
umumnya terkait dengan masalah sampling (representativeness)—menurut
Babbie 1989: 80. Tapi perlu kita sadari bahwa penjelajahan memang berarti
“pembukaan jalan”, sehingga setelah “pintu terbuka lebar-lebar” maka diperlukan
penelitian yang lebih mendalam dan terfokus pada sebagian dari “ruang di balik
pintu yang telah terbuka” tadi.
b.
Deskripsi
Penelitian deskriptif
berkaitan dengan pengkajian fenomena secara lebih rinci atau membedakannya dengan fenomena yang lain.
c.
Prediksi
Penelitian prediksi berupaya mengidentifikasi hubungan (keterkaitan) yang
memungkinkan kita berspekulasi (menghitung) tentang sesuatu hal (X) dengan
mengetahui (berdasar) hal yang lain (Y). Prediksi sering kita pakai
sehari-hari, misalnya dalam menerima mahasiswa baru, kita gunakan skor minimal
tertentu—yang artinya dengan skor tersebut, mahasiswa mempunyai kemungkinan
besar untuk berhasil dalam studinya (prediksi hubungan antara skor ujian masuk
dengan tingkat keberhasilan studi nantinya).
d.
Eksplanasi
Penelitian eksplanasi mengkaji hubungan sebab-akibat diantara dua fenomena
atau lebih. Penelitian seperti ini dipakai untuk menentukan apakah suatu
eksplanasi (keterkaitan sebab-akibat) valid atau tidak, atau menentukan mana
yang lebih valid diantara dua (atau lebih) eksplanasi yang saling bersaing.
Penelitian eksplanasi (menerangkan) juga dapat bertujuan menjelaskan, misalnya,
“mengapa” suatu kota tipe tertentu mempunyai tingkat kejahatan lebih tinggi
dari kota-kota tipe lainnya. Catatan: dalam penelitian deskriptif
hanyadijelaskan bahwa tingkat kejahatan di kota tipe tersebut berbeda dengan di
kota-kota tipe lainnya, tapi tidak dijelaskan “mengapa” (hubungan sebab-akibat)
hal tersebut terjadi.
e.
Aksi
Penelitian aksi (tindakan) dapat meneruskan salah satu tujuan di atas
dengan penetapan persyaratan untuk menemukan solusi dengan bertindak sesuatu.
Penelitian ini umumnya dilakukan dengan eksperimen tidakan dan mengamati
hasilnya; berdasar hasil tersebut disusun persyaratan solusi. Misal, diketahui
fenomena bahwa meskipun suhu udara luar sudah lebih dingin dari suhu ruang,
orang tetap memakai AC (tidak mematikannya). Dalam eksperimen penelitian
tindakan dibuat berbagai alat bantu mengingatkan orang bahwa udara luar sudah
lebih dingin dari udara dalam. Ternyata dari beberapa alat bantu,ada satu yang
paling dapat diterima. Dari temuan itu disusun persyaratan solusi terhadap
fenomena di atas.
Sumber:
http://lyanasikumbang.blogspot.com/2013/03/pengertian-tujuan-dan-fungsi-penelitian.html
http://rinawssuriyani.blogspot.com/2013/04/pengertian-metode-dan-metodologi.html